Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3680 Serial Hijrah
Selasa, 19 Muharam 1447
Bahagia Bisa Memberikan Pendidikan Terbaik
Saudaraku, betapa hati ini dipenuhi rasa syukur dan bahagia, ketika sebagai orang tua, kita diberi kemampuan oleh Allah ta'ala bisa memberikan pendidikan terbaik atas anak-anak kita, cahaya mata yang diharapkan menjadi generasi penerus amal dan pewaris nilai islami.
Dahulu, ketika kita kecil, orang tua kita berjuang keras, bahkan banyak di antaranya dalam keadaan serba terbatas, dalam himpitan kemiskinan, bahkan dalam bayang-bayang ketidakamanan sosial atau politik negeri ini. Mereka menyekolahkan kita dengan penuh harap dan pengorbanan, menutupi kekurangan dengan doa, menahan lapar demi kita anak-anaknya.
Kini, ketika kehidupan berubah dengan izin Allah, hasil ikhtiar panjang, dan lantunan doa-doa orang tua yang mengalir dari gelapnya malam, dari subuh ke subuh, dari dhuha ke dhuha, kini kita pun menjadi orang tua, dan Allah titipkan amanah generasi penerus dalam pelukan cinta keluarga kita.
Tentu, bahagia sekali saat kita bisa menyekolahkan anak-anak kita di sekolah-sekolah terbaik yang kita mampu. Bahagia melihat mereka mengenakan seragam rapi, berangkat dengan semangat, pulang dengan cerita, dan bertumbuh dengan bekal ilmu, akhlak, dan pengalaman.
Benar memang pendidikan tidak hanya berlangsung di sekolah atau lembaga formal saja. Di rumah di lingkungan informal dalam pelukan keluarga, kita bangun pondasi utama pendidikan yakni ranah akidah,, ibadah, dan akhlak. Inilah yang kelak menjadi fondasi bagi kehidupan mereka sehingga meraih bahagia di dunia dan akhirat. “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. Al-Tahrim: 6)
Pendidikan islami bukan hanya soal pelajaran agama, tetapi soal keteladanan harian: tentang kejujuran dalam perkataan, kesabaran dalam menghadapi ujian, dan kesungguhan dalam tanggung jawab.
Nah, terkadang bahagia itu sederhana yakni saat melihat anak-anak kita berlomba mengerjakan PR, riuh memperebutkan kamar mandi, atau bercerita tentang gurunya yang menyenangkan. Itu semua bukan sekadar rutinitas harian, melainkan tanda bahwa generasi ini sedang bertumbuh, dengan cinta, disiplin, dan memperoleh pendidikan terbaiknya.
Dan kelak, insyaAllah, mereka akan menjadi pribadi yang berilmu sekaligus beriman,
yang berdaya saing namun tetap berakhlak, yang cakap menghadapi dunia, eksis di atasnya dan nantinya setelah tua siap kembali kepada Allah rabbuna dengan bekal takwa.
Saudaraku, semua ini adalah karunia Allah yang tak terkira. Maka kita wajib mensyukurinya, dengan menjaga amanah, mengikuti perkembangan, dan terutama, mendoakan anak-anak kita dalam sujud-sujud panjang kita kapan dan di manapun. “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Ash-Shaffat: 100)
Inilah rasa bahagia yang dianugrahkan Allah lantaran kita menjadi tangan yang memberi pendidikan sepenuh hati, bukan menunda-nunda atau menelantarkannya. Ya, berbahagia saat kita tidak hanya berharap anak-anak sukses dunia, tetapi juga selamat dan bahagia di akhirat bersama-sama. Dan bahagia itu semakin utuh, saat kita menyadari bahwa pendidikan adalah bentuk ibadah, dan setiap peluh pengorbanan kita, semoga Allah balas dengan surgaNya. Aamiin
Tags:
Muhasabah Harian Ke-3680