Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3683 Serial Hijrah
Jumat, 22 Muharam 1447
Bahagia Menjadi Generasi Penerus
Saudaraku, setiap diri kita adalah anak dari ayah dan ibu kita, dilahirkan dari rahim cinta dan tumbuh dalam pelukan doa keluarga. Kita bukan hanya pewaris darah, daerah dan nama keluarga, tapi juga pewaris nilai keluhuran, kebiasaan, kebajikan, dan cita-cita keluarga. Kita adalah generasi penerus, bahkan pengganti dalam mata rantai kehidupan yang tak pernah putus. Sebagai generasi penerus karena mewarisi dan melestarikan nilai kebajikan keluarga, sedangkan sebagai generadi pengganti karena meresponi dan menyesuakan dengan kondisi yang kita hadapi.
Tentu. rasa bahagia menjadi generasi penerus bukan hanya sekadar mewarisi, tetapi karena mampu meneruskan jejak kebaikan yang telah ditorehkan orang tua kita. Bila mereka dahulu dikenal dengan kejujurannya, maka kita pastikan jujur menjadi karakter kita. Bila orangtua kita diingat sebagai orang-orang yang pemurah, pengasih pada sesama, maka kitapun meneladaninya. Bila mereka dikenang karena amanah dan tanggung jawab, maka kita rawat warisan itu dan kita hidupkan dalam tindakan nyata.
Kita lanjutkan perjuangan mereka, dengan ruh dan semangat yang sama, namun dengan cara yang sesuai zaman. Sebab zaman telah berubah. Masalah-masalah baru pun muncul. Maka tugas generasi penerus adalah bukan hanya melestarikan, tapi juga menyesuaikan dan mengembangkan nilai-nilai itu agar tetap relevan dan membumi.
Saudaraku, generasi penerus adalah amanah kehidupan. Tak cukup hanya "bangga" menjadi anak orang baik, tapi harus tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Bukan hanya menjaga nama baik keluarga, tapi menjadikannya lebih harum dan penuh manfaat. Kita hijrah dari nostalgia menjadi aksi dan kontribusi yang nyata.
Ya, hidup ini adalah estafet. Orangtua kita telah berjalan di muka bumi, bahkan juga berlari, sekarang tongkat itu telah sampai di tangan kita. Begitu juga nanti seterusnya kita terhadap anak-anak kita. Nah, kini, apakah kita akan mebawa dan mengemban amanah dengan gagah? Atau membiarkannya jatuh karena kita lengah?
Oleh karena itu, tentu kita akan bahagia ketika menjadi generasi penerus yang sadar akan tugas ini. Tugas menjadi pengemban amanah, tugas menjadi pengganti, tugas menjaga dan memperbarui. Agar kebaikan yang telah mereka persembahkan dalam kehidupan di muka bumi ini tidak berhenti sampai di sini, melainkan terus mengalir hingga ke anak cucu kita nanti. Kita renungkan sabda Nabi ï·º: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Ahmad, Thabrani, dan Daruquthni). Bermanfaat itu menebar kebajikan. Dan inilah tugas kita sebagai generasi penerus: Menjadi manusia yang bermanfaat yang tak hanya mewarisi, tetapi juga melahirkan jejak-jejak kebaikan baru. Aamiin
Tags:
Muhasabah Harian Ke-3683