Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3529
Rabu, Ayyamul bidh Hari-hari Putih ke-2, 14 Syakban 1446
Shalat Mencegah Frustasi
Saudaraku, di samping mencegah fitnah memfitnah, kedzaliman, kesombongan, dusta, khianat, iri dengki, riya dan malas, energi shalat seyogyanya juga mampu mencegah frustasi atau putus asa bagi para pelakunya. Karena frustasi termasuk ke dalam perbuatan keji dan mungkar (baca setidaknya merupakan sikap atau perbuatan yang bertentangan dengan norma dan akhlak Islam). Dan idealitasnya shalat mampu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar ini.
Secara psikologis, frustrasi lebih merupakan persoalan internal hati seseorang tetapi sering mewujud dalam perilaku sehari-hari. Frustasi mengakomodir perasaan kecewa, putus asa, putus harapan, atau kesal atau juga uring-uringan tak bersemangat terutama ketika mengalami hambatan yang tak kunjung selesai atau merasa mendapat tekanan dan atau saat gagal meraih apa yang dicita-citakannya. Frustasi seringkali memicu stres, marah, sedih, murung, dan tak memiliki semangat hidup.
Nah, coba kita shalat dengan baik agar Allah ridha sehingga secara internal bisa tumbuh harapan, membangkitkan semangat, memupuk etos kerja dan meminimalisasi keputusasaan, menghilangkan stres dan tekanan dari manapun. Bagaimana mungkin? Ya, tentu saja, karena energi shalat dapat mencegah frustasi atau kepustuasaan.
Saat mampu shalat secara terjaga dan istikamah, bukankah kita telah menyatukan keimanan di dada, ketaatan pada Allah, kesadaran diri, ketenangan hati dalam menjalin relasi dengan Ilahi? Bukankah dalam bacaan shalat kita memuji bahwa Allah di antaranya zat maha pengasih, maha penyayang, maha melindungi, dan maha merahmati? Bukankah di sini menumbuhkan harapan, dan membangkitkan semangat? Allah pasti mengasihi kita, Allah pasti menyayangi kita, Allah pasti merahmati dan memberi solusi atas apapun masalah yang kita hadapi.
Di samping itu, bukankah dalam shalat hampir seluruhnya berisi doa atau permohonan hamba ke atas Allah Rabbuna? Dan, tentu kita yakin sepenuhnya bahwa Allah pasti mengijabah doa kita hamba-hambaNya. Kita memuji Allah zat maha besar, maha pengasih, maha penyayang, maha penguasa di atas segala kekuasaan, zat yang menguasai segala alam, alamat pengabdian hamba, lalu kita memohon dianugrahi hidayah, dituntun ditunjuki pada jalan yang lurus, jalannya orang-orang yang beruntung, bukan jalannya orang yang merugi apalagi dimurkai.
Saat merangkai kaifiyatnya kita juga terus memuji Allah berulang kali, mengagungkan dan mensucikanNya, tetapi juga memohon ampunan atas dosa-dosa, memohon belas kasihNya, memohon ditutupi aib yang ada, memohon ditinggikan derajat, memohon limpahan rezeki, memohon sehat wal afiat dan memohon kemaafanNya. Bukankah semua ini membuka harapan, menyambung asa sehingga bersemangat kembali dan dijauhkan dari sikap frustasi.
Secuil deskripsi ini membuktikan betapa shalat mencegah frustasi, apalagi berkepanjangan. Ya, mari shalat agar semangat dijauhkan dari keputusasaan dari berharap karunia Ilahi. Aamiin
Tags:
Muhasabah Hatian Ke-3529