Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3501
Sunah Ayyamul Bidh Ke-3, Puncak Purnama, Rabu, 15 Rajab 1446
Shalat Agar Seimbang
Saudaraku, di antara karunia Allah ta'ala bagi manusia adalah penciptaan siang dan malam, dimana siangnya dapat di manfaatkan oleh sebagian besar manusia untuk ikhtiar memenuhi kebutuhan hidupnya dan malam harinya untuk istirahat. Kini bertepatan dengan pertengahan bulan 15 Rajab 1446 dimana semalam rembulannya tampak sempurna, seimbang seluruh sisinya sehingga benar-benar bulat bola cerah bercahaya sesempurna sinarnya. Bila tak terhalang awan, maka akan tampak putih seputih cahayanya dan amat jelas keindahannya dalam pandangan telanjang mata, sehingga di antara ikhtiar mensyukurinya kita dituntun berpuasa sunah pada hari-hari putih atau ayyamul bidh, mulai Senin 13, Selasa 14 dan kini puncaknya Rabu 15 Rajab ini. Di samping itu tentu ibrah keseimbangannya menginspirasi banyak di hamba. Di antaranya untuk tema halaqah muhasabah hari ini, sehingga dibahas seputar keseimbangan dalam shalat atau dengan shalat maka hidup bisa seimbang. Ya, shalat agar seimbang.
Mengapa perlu diingatkan? Ya, di antaranya karena seimbang dan keseimbangan itu amat penting dalam kehidupan ini. Ia memvasilitasi harmoni, keteraturan, keindahan, keberlanjutan dan kebahagiaan. Coba bayangkan bagaimana jadinya ketika burung atau pesawat itu sayapnya berat sebelah, atau tidak ada sebelah, apalagi dua-duanya. Tentu tak akan sempurna menjalankan fungsi, tugas dan memenuhi kewajibannya. Begitu juga pemenuhan kebutuhan yang tak seimbang alias timpang antara fisik, akal dan hati; antara jasmani dan ruhani; antara urusan individual dan sosial, personal dan komunal, kebahagiaan antara duniawi dan akhrawi.
Dalam konteks inilah, shalat mengingatkan betapa pentingnya keseimbangan. Dan tentu shalat itu sendiri menghendaki keseimbangan. Keseimbangan antara gerakan, ucapan dan penghayatannya, kesembangan dalam pemenuhan kebutuhan jasmani dan ruhaninya, keseimbangan dalam hablum minallah dan hablum minannasnya, keseimbangan dalam aspek individual dan sosialnya, keseimbangan meraih kebahagiannya baik di dunia maupun akhiratnya.
Pertama, keseimbangan dalam antara gerakan, ucapan dan penghayatannya. Ya saat shalat, kita musti menciptakan harmoni antara kata hati, bacaan lisan dan gerakan anggota tubuh kita menjadi kesatuan sistemik seimbang sowan ke hadirat Ilahi Rabby. Tak boleh hanya eling saja, apalagi hanya gerakan mekanik yang tak ada ruhnya.
Kedua, kesembangan dalam pemenuhan kebutuhan jasmani dan ruhaninya. Shalat menghendaki kesucian lahir dari kotoran atau najis dan kesucian hati dari sombong, iri hati, dengki, malas dan akhlak tercela lainnya. Di samping itu, dalam prosesnya, shalat yang sempurna tidak saja menghajatkan jasmani yang sehat wal afiat, tetapi juga kejernihan akal agar bisa khusyuk dan kebeningan hati sehingga totalitas kepribadiaannya mengabdi Ilahi.
Ketiga, keseimbangan dalam hablum minallah dan hablum minannas. Shalat itu ritual sowan kepada Allah agar hablum minallah terjalin kuat, tetapi juga peduli sesama sehingga hablum minannas tercipta dengan serasi. Di samping itu, usai sowan atau mikrajul mukminin, saat shalat juga diakhiri dengan memberi salam kedamaiuman dan kesejahteraan pada sesamanya.
Keempat, keseimbangan dalam aspek individual dan sosial. Bila shalat sunat seperti shalat tawatib, shalat dhuha dan shalat malam dilakukan secara munfarid alias sendiri--sendiri, maja shalat fardhu seyogyanya dilskukan secara berjanaah. Dengan ini msaka hajat individual atau personal dan hajat sosial dapat dioenuhi secara seimbang.
Kelima, keseimbangan meraih kebahagiannya baik di dunia maupun akhiratnya. Saat shalat yang diawali dengan niat di hati seraya takbir lalu mengikuti rangkaian kaifiyatnya dengan tertib, kesadaran kita larut dalam aura keilahiyahan, sehingga merasakan bahagia. Kemudian kaifiyat shalat diakhiri dengan salam, yakni menebar kemaslahatan pada sesama dan makhluk di bumi, sehingga merasakan kebahagiaan. Dengan demikian shalat memvasilitasi untuk meraih kebahagiaan di akhirat tanpa melupakan bagian di dunua ini.
Tags:
Muhasabah Harian Ke-3501