Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3486
Selasa, 29 Jumadil Tsani 1446
Mendidik Sepenuh Hati
Saudaraku, sebagaimana telah diingatkan dalam beberapa kali dalam halaqah muhasabah dini hari ini bahwa, karena kurikulum pendidikan adalah "hidup dan kehidupan secara islami", maka meniscayakan banyak aspek yang musti kita rengkuh dan kita wariskan kepada anak-anak (didik) kita. Dan sebulan bulan Jumadil Tsani ini halaqah muhasabah telah menyapa dan mengingatkan pada diri sendiri dan bapak ibu tuan puan semuanya betapa pentingnya kita membersamai anak-anak (didik) kita dalam banyak kesempatan secara proporsional dan "profesional".
Ya, kita musti berikhtiar mendidik anak-anak kita dengan sepenuh hati; mendidik dengan cinta, kesungguhan, dan keikhlasan. Oleh karenanya tidak hanya menitikberatkan pada transfer ketrampilan (transfer of skill) dan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) saja, tetapi juga pada pembinaan akhlak mulia (transfer of values). Interaksi dan relasi antara kita orangtua dan anak mestinya berlangsung intensif. Makanya dalam praktiknya setelah mengingatkan tentang pentingnya kita membersamai anak-anak kita belajar, bermain, istirahat tidur di malam hari, setidaknya halaqah muhasabah telah mengingatkan untuk membangunkan anak di dini hari untuk menghidupkan malam dengan beribadah(muhasabah ke-1), lalu ketika masih balita juga memandikannya (muhasabah ke-2). Dalam konteks ini, memang sedari bayi sudah dibiasakan untuk dimandikan oleh ibundanya setidaknya dua kali sehari, yakni pagi dan petang.
Di samping itu, tentu saat berinteraksi kitapun memanggilnya dengan panggilan kasih sayang (muhasabah ke-3). Oleh karena itu sebaiknya penabalan nama bagi anak-anak lazim digelar syukuran akikah (muhasabah ke-4) dengan nama-nama yang baik, sehingga ketika dipanggil sekaligus menjadi doa. Dan sejak mula kita membiasakan untuk membersamai anak, termasuk dalam momen makan bersama (muhasabah ke-5).
Di lingkungan informal mendidikkan keimanan, peribadatan dan aklak musti menjadi prioritas (muhasabah ke-6). Tentu dengan mengenalkan rukun iman (muhasabah ke-7), mendidikkan rukun Islam (muhasabah ke-8), membiasakan (ber)suci (muhasabah ke-9), membiasakan bersyukur (muhasabah ke-10), membina sikap disiplin (muhasabah ke-11), jujur (muhasabah ke-12), bertanggungjawab (muhasabah ke-13), berempati (muhasabah ke-14), mendidikkan kasih sayang (muhasabah ke-15), kesediaan berbagi (muhasabah ke-16), dan memupuk jiwa kebersamaan (muhasabah ke-17)
juga mengajarkan kesetiaan (muhasabah ke-18), membiasakan menepati janji (muhasabah ke-19), membiasakan clean and clear (muhasabah ke-20), membiasakan ramah (muhasabah ke-21), membiasakan cekatan (muhasabah ke-22), mengajak silaturahim (muhasabah ke-23), mengajak ziyarah kubur (muhasabah ke-24), membiasakan muhasabah (muhasabah ke-25), mmbiasakan kontributif (muhasabah ke-26), membersamai rekreasi (muhasabah ke-27). Di samping itu, tentu musti bijak membagi tugas (muhasabah ke-28.
Dan praktik baik lainnya sehingga mendidik sepenuh hati dapat kita terapkan (muhasabah ke-29)
Dengan demikian membersamai anak-anak (didik) dalam banyak kesempatan tersebut tidak hanya berpengaruh pada anak, tetapi juga memperkaya hubungan antara orang tua (atau pendamping) dan anak-anaknya. Karena dengan kebersamaan dinilai sebagai upaya serius untuk menciptakan harmoni, makna, dan keberlanjutan nilai-nilai keluhuran yang dijunjung tinggi dalam kehidupannya. Bahkan secara filosofis memposisikan interaksi autentik antara satu dengan lainnya semestinya didasarkan pada kehadiran yang tulus dan penuh perhatian. Bila dilakukan oleh orangtua kepada anaknya, akan tercipta hubungan yang sejati dan mendalam guna membantu membangun rasa percaya diri, keamanan emosional, dan kasih sayang yang otentik.
Dan pasti anak-anak belajar dari orangtuanya atau orang-orang terdekat yang mengililinya. Dengan membersamai anak, orang dewasa memiliki kesempatan untuk menanamkan nilai-nilai, seperti kejujuran, kerja keras, kasih sayang, dan rasa hormat. Pengalaman bersama menjadi medium untuk mentransfer nilai-nilai tersebut secara alami dan berkelanjutan. Semoga
.
Tags:
Muhasabah Harian Ke-3486