Muhasabah 19 Jumadil Awal 1444
Aktivasi Qanaah
Saudaraku, di antara buah kearifan yang telah mempribadi pada seseorang adalah kepemilikan sikap qanaah. Meski sangat subyektif dan personal, ia mencerminkan nilai-nilai kebaikan, kebajikan, hikmah atau rasa syukur. Inilah energi positif qanaah yang sekaligus dapat mengikis sikap iri hati dan dengki.
Tentu, secara sunatullah dalam hidup dan kehidupan di dunia ini semua manusia diciptakan memiliki kebutuhan dan dikaruniai keinginan atau cita-cita tertentu. Dalam tataran praktis setiap orang selalu berikhtiar menenuhi kebutuhannya dan dapat melakukan apa saja untuk memenuhi hasrat keinginannya. Meski sejatinya terdapat perbedaan yang sangat prinsip, antara kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan sangat mungkin terpenuhi karena ada ukuran dan standar normalnya, tetapi keinginan tidak akan pernah dapat dipenuhi secara sempurna karena tidak ada standarnya. Misalnya fisik kita memiliki kebutuhan makan, minum dan olah raga. Tentu sebanyak apapun kebutuhan fisik ini pasti ada kadar normalnya, maka pemenuhannya tentu juga ada kadar dan batasannya. Tetapi keinginan untuk makan dan untuk minum atau untuk berolahraga bisa jadi amat banyak, bahkan bisa tidak ada batasnya.
Sebagai ilustrasi, coba dirasa-rasa saat berpuasa; pas siang atau sore menjelang berbuka rasanya kita ingin melahab semua hidangan di atas meja makan yang sudah tersedia, kita pengin apapun makanan dan minuman yang terlihat di pinggir-pinggir jalan. Lalu ke mana keinginan yang menggebu-gebu ini, saat berbuka tokh hanya segelas air manis dan sepotong dua potong kue sudah memadahi. Inilah beda antara keinginan dan kebutuhan.
Diri kita membutuhkan pakaian, mau berapa pasang tentu ada kadar normalnya, satu hari satu stel maka satu pekan ya hanya tujuh stel, karena yang mengenakan tokh hanya satu badan kita. Tetapi coba perhatikan keinginan memiliki baju atau pakaian lainnya pengin yang ini pengin yang itu, sudah ada satu koper pengin tambah lagi, sudah penuh satu lemari ingin lemari yang kedua tiga dan bahkan maunya isi mall pakaian pindah ke lemari-lemari rumah kita dan seterusnya.
Sepatu begitu juga, tokh kaki kita ya hanya dua, maka butuhnya ya sepasang saja. Tetapi kalau nuruti keinginan, beli sepatu yang hitam, coklat, putih, dua tiga empat pasang, model terbaru, dan terus memburu nafsu.
Itulah, makanya kita dituntun oleh Islam untuk mengaktivasi sifat qanaah, yakni mensyukuri karunia Allah seraya merada ridha atas apapun ketentuan dariNya, apalagi kita sebagai hambaNya sudah berikhtiar menjemput karuniaNya dengan segala daya. Dan justru dengan qanaah ini, membangkitkan energi positif yang melahirkan rasa bahagia. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian