Muhasabah 20 Rabiul Akhur 1444
Cinta itu Ketaatan
Saudaraku, sampai di sini, serangkaian muhasabah cinta bulan ini setidaknya telah mengingatkan kita pada beberapa praktik-baik (baca sunnah hasanah) sebagai kata kunci yang melekat menjadi karaktetistik keberadaan cinta, yakni unik, ikhlas dan suci. Di samping itu masih ada lagi yakni ketaatan. Jadi cinta itu ya taat.
Seseorang yang jatuh cinta, maka ia akan taat dan bersenang hati melakukan apapun permintaan sang kekasih dan menghindari apapun yang dibencinya, bahkan akan berusaha memenuhi permintaannya meski itu terasa sulit sekalipun. Meski sulit, tetapi ketika masih terjangkau, maka akan tetap diupayakannya. Demikian juga akan berusaha meninggalkan atau menjauhi apapun yang tidak berkenan di hati sang kekasih.
Kira-kira begitu juga analoginya cinta pada Allah. Oleh karena itu antara cinta dan ketaatan merupakan dua kata yang terjalin berkelindan saling melengkapi satu dengan lainnya. Cinta hamba padaNya harus mewujud pada ketaataan. Dan ketaatan melahirkan rasa cinta, mencintai Allah harus dibuktikan dengan kesenangan dalam menaatiNya; gemar mengindahkan amarNya; mengerjakan perintah dan manjauhi laranganNya.
Ya benar, cinta itu tidak memadai sama sekali atau berhenti di hati apalagi hanya dengan lati (lisan) tapi musti merefleksi dalam pekerti. Dengan demikian, cinta itu kondisi psikologis atau kerja hati yang merefleksi pada kesaksian di lati dan mewujud dalam pekerti sehari-hari. Seseorang yang cinta Allah, ia akan meneguhkan iman di dalam hatinya, berikrar melalui lisannya dan menyempurnakan penunaian arkanul islam, dan memberi kemanfaatan pada sesamanya.
Karena cinta itu ketaatan, maka beriman, berislam itu bukti mencitai Allah. Bersyahadat, shalat, berpuasa, mengeluarkan zakat, berhaji itu bukti cinta Allah. Demikian juga berakhlaq al-Karimah. Jadi di samping memperoleh cintaNya Allah, maka berakhlaq al-karimah seperti bersabar, qanaah, ridha, ikhlas, tawakkal itu merupakan bukti cinta pada Allah. Semoga kita dianugrahi hati yang diliputi rasa cinta pada Allah yang merefleksi pada kesaksian di lati dan pekerti dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian