Cinta itu Disyukuri

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 28 Rabiul Akhir 1444

Cinta itu Disyukuri
Saudaraku, karena memiliki karakteristik yang unik, ikhlas, suci, taat, bahagia, dan sumber energi, fokus, ekspresif, setia, dan kebersediaan berkorban, maka cinta layak kita syukuri. 

Di samping itu tentu, cinta merupakan anugrah Allah yang dengannya manusia bisa membangun peradaban yang mulia. Bayangkan cinta hikmah, cinta iman, cinta ilmu, cinta amal bahkan cinta terhadap keduniawiawian sekalipun, ketika bersinergi atau disinergikan dengan cinta kebenaran (baca Allah dan rasulNya) bersemi bersemayam di hati, maka akan memengaruhi seluruh perilaku dalam kehidupannya.

Nah, bagaimana mensyukuri cinta? Mensyukuri cinta dengan totalitas kepribadian sebagai hamba Allah ta'ala. Oleh karenanya hati musti semakin tentram bersama ridhaNya,  lisan senantiasa terjaga mengingatNya dan mewujud dalam perbuatan yang nyata. 

Pertama, mensyukuri cinta dengan hati dan meluruskan niat. Ya, di ranah ini kita harus benar-benar meyakini bahwa cinta itu anugrah Allah, karunia yang datangnya dari Allah, maka harus dijaga, dirawat dengan mengikuti aturan Allah dan dipersembahkan untuk menggapai ridha Allah. 

Kedua, mensyukuri anugrah cinta dengan lisan yakni dengan melafalkan alhamdulillahi rabb al-'alamin. Di sini untuk menegaskan betapa pentingnya lisan senantiasa basah dengan dzikrullah. Dengan ini, tentu diharapkan dapat mengondisikan lisan menjadi terjaga, sehingga seluruh tutur katanya memiliki makna atas rasa syukurnya pada Allah ta'ala. 

Ketiga, mensyukuri cinta dengan perilaku nyata. Ya cinta yang bersemi di hati, mustinya senantiasa dijaga dan dirawat secara bermartabat agar menuai maslahat. Segala ikhtiar yang dapat memupuk dan menguatkan cinta diapresiasi tinggi. Dan sebaliknya segala anasir yang berpotensi memalingkan dari kebenaran tentu harus dijauhi. Semoga kita termasuk dari hamba-hambaNya yang bersyukur. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama