Cinta Damai

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 16 Rabiul Akhir 1444

Cinta Damai
Saudaraku, dengan mengambil ibrah dari puncak purnama yang membawa pesan cinta pada kesempurnaan dan kesempurnaan cinta sebagaimana muhasabah yang baru lalu, maka sejatinya juga membawa pesan kedamaian. Dan inilah kemudian menjadi latar muhasabah hari ini, sehibgga diracik di bawah judul cinta damai; cinta kedamaian. 

Mengapa kita cinta pada kedamaian? Tentu, karena damai - kedamaian menjadi di antara hajat manusia yang amat hakiki, sehingga ia merupakan fitrah  Secara naluri saat purnama menyapa maka kedamaian amat terasa menelinap di hati. Ya kedamaian yang dirasakan di hati begitu besar pengaruhnya. Karena hati memengaruhi niat dan perilaku, sehingga mewujud dalam praktik hidup yang senantiasa berada dalam koridor keridhaan Allah ta'ala.

Kedamaian seperti apa? Ya, kira-kira kedamaian seperti yang pernah dinikmati oleh nenek moyang manusia yakni Adam. Hawa saat menempati surga yang damai sejahtera. 

Karena cinta damai merupakan di antara fitrahnya setiap manusia, maka Islam sebagai agama fitrah menuntun kita semua untuk meraih hidup damai sejahtera dunia akhirat. Inilah mengapa, kitapun kemudian berazam bercita-cita meraih hidup damai sejahtera sejak sekarang di dunia ini, dan semoga kekal abadi sampai disempurnakan kedamaian dan kesejahteraannya oleh Allah di surgaNya saat kembali di akhirat nanti.

Secara internal kedirian manusia, kedamaian dipahami sebagai suasana batin atau kondisi psikologis tenang, nyaman dan sejahtera yang menyembul dari perilaku keseharian yang bersahaja, damai gemar mendamaikan, aman suka memberi rasa aman dan selamat menyelamatkan siapapun, kapanpun, di manapun dan dengan cara bagaimanapun juga.

Secara eksternal, kedamaian mewujud pada hal-hal yang bersifat fisik alamiah digambarkan dalam suasananya alam yang tenang, aman, nyaman, sunyi, heigenis, dan damai yang memungkinkan semua orang bisa santai, rileks, slow, dapat menghilangkan rasa penat dari kesibukan dan rutinitas duniawi selama ini. Di samping itu, kedamaian juga merefleksi pada kehidupan sosial kemasyarakatan yang aman nyaman dan sejahtera, jauh dari gesekan gosokan, konflik dan kerusuhan, apalagi perang.

Mengapa semua manusia menghajadkan rasa damai, baik damai di hati maupun damai di kehidupan alamiah hari-hari. Di antaranya karena kita dititipi potensi oleh Allah untuk damai mendamaikan, untuk selamat juga mrnyelamatkan, untuk sejahtera mensejahterakan. Bahkan saking pentingnya rasa damai bagi kehidupan manusia, salah satu asmaul husnaNya Allah adalah al-Salam (Damai Sejahera) dimana kita bisa berdoa dengannya. Dengan demikian cinta damai sejatinya ya cinta Allah.

Allah sebagai al-Salam dipahami bahwa Allah adalah zat Yang Maha Damai, Maha Sejahtera, Allah maha berkuasa mencurahkan rahmat, keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan kepada semua makhlukNya, apalagi kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih.Allah mengukuhkan asmaNya al-Salam dalam Al-Qur'an, di antaranya, Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja yang Menguasai, Yang Maha Suci, Yang Maha Damai Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan (Qs. Al-Hasyr 23)

Kata al-Salam berasal dari asal kata salama gabungan huruf sin lam mim yang seakar dengan Islam sebagai agama yang memiliki karakteristik damai mendamaikan, sejahtera mensejahterakan, dan selamat menyelamatkan. Inilah di antara kharakteristik ini Islam. Makanya kita sebagai umat Islam juga dituntut dituntun tampil sebagai penyemai dan penyebar kedamaian, penebar kesejahteraan, dan pendorong keselamatan hidup dan kehidupan seluas-luasnya.

Nah langkah konkret dan praktisnya, kita berikhtiar mewujudkan damai dsn kedamaian dalam hidup. Makanya kita selalu diingatkan saat bertemu dan ketika membuka membicaraan dengan sesama saudara, agar kita mengucapkan salam, dengan lafald assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuhu. Semoga keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan melingkupi atas anda semua dan rahmat Allah, serta keberkahanNya terlimpah ruah kepada anda semua.

Bila terpaksa menyaksikan adanya suasana panas dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di sekitar kita, maka kita bawakan air yang cukup agar dingin mendinginkan, pantang membawa bahan bakar apalagi menyulutnya karena akan menjadi api yang bisa-bisa tak akan terkendalikan lagi.

Bila ada orang yang menderita atau ada peristiwa yang memilukan, maka kita bawakan sebongkah mutiara harapan karena akan sedikit menghiburnya untuk bersemangat kembali menjalani hidup ini sampai meraih ridha Ilahi. Dan jangan malah tersenyum di atas derita saudara.
Bila tersingkap kejelekan orang lain atau ada gosip murahan atau malah ada ujaran kebencian, maka kita segera berlindung pada Allah setelah berusaha mencegah tersiarnya ke pihak yang lebih luas, agar Allah menutupi kekurangan dan menghapus segala dosa kita.

Sebagai orang Islam tertu harus terus damai mendamaikan, selamat menyelamatkan, sejahtera mensejahterakan diri, keluarga dan siapa saja, di mana saja, kapan saja, dan bagaimanapun keadaannya. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama