Shalat Mecegah Lagha

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3536
Kamis, 21 Syakban 1446  

Shalat Mencegah Lagha
Saudaraku, dalam menjalani hidup di dunia ini sebagai seorang muslim yang baik, penting rasanya kita senantiasa berlindung kepada Allah dari lagha. Lagha itu sejatinya merujuk perkataan yang tidak ada manfaatnya atau omong kosong, tetapi juga mengakomodir aktivitas yang tak memiliki makna apa-apa.

Dan ternyata, orang-orang yang mampu menjauhkan diri dari lagha itu disandingkan dengan karakter orang beriman yang khusyuk dalam shalatnya. Allah berfirman. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman. (Yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalat mereka. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna.” (QS Al-Mu’minun: 1-3).

Merujuk pada normativitas di atas maka cukup dimengerti bila untuk menjauhi lagha itu setara sulit atau mudahnya dengan melaksanakan shalat secara khusyuk. Dengan logika ini, maka bagi orang-orang beriman yang shalatnya sudah dilakukan secara khusyuk pasti akan mudah menjauhi lagha, dari ucapan maupun aktivitasnya. Jadi kesimpulannya shalat di antaranya mencegah ucapan dan perbuatan lagha.

Coba bayangkan sejak dari niat, lalu takbiratul ihram hingga salam adalah satu kesatuan sistemik yang sambung menyambung antara kata hati, gerakan fisik dan bacaan yang musti dilafalkan; tak sedikitpun terdapat space yang hampa, tak pernah hati berpaling dari Allah Rabbuna, tak ada gerakan yang sia-sia, tak ada bacaan yang muspro.  Ya, semuanya; renungan di hati, gerakan dan posisi badan dan bacaan yang dilafalkan memiliki makna yang amat mulia. Bila ini sudah dapat dikukuhkan, maka pasti akan merefleksi dalam kehidupan sehari hari yang memiliki arti. Perkataan dan seluruh aktivitasnya punya makna, tak ada yang sia-sia, tak ada yang lagha, apalagi medzalimi diri dan sesamanya.

Di tempat lain dinyatakan bahwa orang-orang yang mampu menjauhi lagha menjadi identitas bagi orang-orang yang menjaga kehormatan dirinya. Allah berfirman yang artinya “Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya.” (QS Al-Furqaan 72).

Oleh karenanya dalam keseharian hidup orang-orang beriman akan diliwati dengan aktivitas yang bermakna. “Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.” (QS Al-Qashash: 55).

Semoga shalat yang kita kerjakan saban hari di antaranya menjafi energi positif yang melindungi diri kita dari lagha, baik ucapan maupun perbuatan. Aamiin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama