Ciinta itu Rela Berkorban

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 26 Rabiul Akhir 1444

Cinta itu Rela Berkorban
Saudaraku, di samping unik, ikhlas, suci, taat, bahagia, dan sumber energi, fokus, ekspresif, dan setia, maka cinta itu juga melazimkan sikap rela berkorban. Bahkan berkorban itu sendiri juga merupakan bukti dari kesetiaan atas cintanya.

Ya, rela berkorban itu merujuk pada kondisi hati yang merefleksi pada kebersediaan sepenuhnya (baca ikhlas lillahi ta'ala) untuk menghibahkan apapun yang ada pada dirinya, meski menimbulkan kesusahpayahan atau bahkan "penderitaan" karenanya. 

Dan, memang pada umumnya, setiap orang yang mencintai sang kekasih akan bersedia berkorban apa saja (ya tenaga, waktu, jiwa dan kesadarannya) demi kebaikan yang dicintainya dan tentu kebaikan dirinya juga. 

Sepasang pengantin baru masing-masing diri akan rela berkorban untuk mengusahakan apa saja agar maghligai yang didirikan menjadi keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah, merasakan kebahagiaan bersama baik di dunia maupun di akhirat. 

Karena cintanya pada istri dan anak-anaknya, seorang kepala keluarga rela berkorban mengabdikan seluruh waktunya untuk memimpin, mengayomi dan menafkahi keluarganya. Demikian juga seorang istri yang mencintai keluarganya. Ia akan rela berkorban apa saja membantu suaminya bahkan mencari nafkah agar roda kehidupan keluarganya tetap berjalan. 

Seorang abdi dalem (baca ASN, aparatur sipil negara) juga rela mengorbankan hampir seluruh waktu terbaiknya untuk mengabdi membangun negeri. Ia pergi pagi hari, pulang di petang hari, mencurahkan waktu, tenaga, pikiran bahkan kesadarannya mengemban amanah membangun bangsa dan negara.

Demikian juga halnya mencintai Allah, tentu dihajatkan sikap kesediaan berkorban. Seluruh waktu berbaiknya akan diabdikan sepenuhnya untuk meraih keridhaan Allah, Sang Kekasih sejati. Harta yang dititipkannya juga hanya akan ditasarufkan di atas jalanNya. Tahta yang diembannya hanya semata-mata untuk memvasilitasi mudahnya menuju surga. Keluarga yang dicintainya diposisikan sebagai ladang guna mendulang pahala

Aamiin Mujib al-sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama