Aktivasi Cinta

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 1 Jumadil Awal 1444

Aktivasi Cinta
Saudaraku, sebagaimana sering diingatkan dalam ragam penyampaian bahwa muara cinta adalah Allah ta'ala, maka mengawali bulan ini muhasabah akan bicara tentang langkah mengaktivasi cinta. Tentu, terutama cinta Allah Rabbuna.

Dalam konsep cinta kepada Allah setidaknya terdapat dua kata kunci yang berkelindan saling melengkapi satu dengan lainnya, yaitu cinta dan ketaatan padaNya. Cinta harus mewujud pada ketaataan. Dan ketaatan melahirkan rasa cinta. Mencintai Allah harus dibuktikan dengan kesenangan dalam menaatiNya. 

Analogi manusiawinya, bahwa orang yang dilanda cinta kepada seseorang, maka ia akan bersenang hati melakukan apapun permintaannya dan menghindari apapun yang dibencinya, bahkan yang sulit sekalipun. Demikian juga mencintai Allah.

Agar cinta terpatri di hati, diikuti lati dan pekerti, maka langkah konkret harus dimulai dalam keseharian sejak kini. Pertama, hasrat dan keinginan untuk sesering mungkin atau selalu bertemu dan bersamaNya musti ditingkatkan. Di samping melalui shalat baik yang wajib maupun sunat, juga mengorientasikan semua aktivitas hidupnya hanya untuk menggapai keridhaanNya.

Kedua, memperbanyak mengingat dan menyebut asmaNya, Allah, Allah, Allah ..... Hal ini sama halnya ketika kita menyayangi seseorang, maka kita gemar mengingat-ingat dirinya, kehadirannya, senang menyebut-nyebut namanya saat berjauhan. Ada perasaan damai dan bahagia saat mengingat dan apalagi bersamanya. Demikianlah di antara aktivasi orang yang tengah dilanda cinta. Begitu juga halnya dengan Allah, kita senang melakukan zikrullah, menyebut Allah.

Allażīna āmanụ wa taṭma`innu qulụbuhum biżikrillāh, alā biżikrillāhi taṭma`innul-qulụb. Artinya: "(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan menyebut Allah. Ingatlah, hanya dengan menyebut Allah hati menjadi tenteram. (Qs. Al-Ra'du 28)

Ketika lisan menyebut Allah, tentu disertai dengan kehadiran hatinya bersama dalam hadiratNya, dan akal pikiran menyertainya, maka akan memberi pengaruh yang signifikan bagi ketentraman hati, lurusnya pikiran, terjaganya lati dan shalihnya pekerti. Bila sekali melafalkan Allah belum mengalami ketentraman hati bisa jadi belum disertai hadir hati, maka tuntunannya agar terus melafalkan Allah sampai benar-benar tentram di hati.

Ketiga, bergetar hati karena bertambah-tambah keimanan kepadaNya saat mendengar namaNya, Allah disebut dan firmanNya dilantunkan. Apalagi disebut asmaNya saat hati kita asyik mansyuk mengingatNya, ada perasaan trenyuh menyelinap di kesadaran insani kita bahkan tak kita sadari air mata membasahi pipi. Inilah tangisan yang justru paling membahagiakan.

Keempat, bergembira hati melakukan apapun untuk memenuhi keinginanNya, bahkan yang sulit sekalipun. Dan sebaliknya, dengan senang hati menjauhi apapun yang menjadi laranganNya. Jadi melakukan atau meninggalkan sesuatu dapat menunjukkan derajat kecintaan terhadap Allah.

Kelima, mengindahkan pesanNya. Karena pesan Allah kepada manusia termaktub dalam Al-Qur'an, maka orang yang mencintaiNya akan terus membaca pesan-pesanNya yang terkandung dalam ayat demi ayat dan mengindahkan pesan di dalamnya.

Keenam, bersama dan menyayangi orang-orang yang dicintai-Nya. Sebagaimana perhatian dan cinta Allah kepada anak-anak yatim, orang miskin, orang-orang yang jihad fi sabillah lainnya, maka begitu juga kita yang mencintaiNya. Semoga kita dianugrahi hati yang mencintaiNya. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama