Aktivasi Kasih Sayang

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 2 Jumadil Awal 1444 

Aktivitasi Kasih Sayang
Saudaraku, dalam perjalanan hidup, setiap diri kita yang lahir ke dunia ini pasti pernah hidup di alam kandungan di rahim ibunda. Kata rahim ini sendiri sebagai tempat janin hidup merupakan rahmat dari Allah yang maha pengasih (Al-Rahman) dan penyayang (Ar-Rahim). Oleh karenanya mengapa seorang ibu memiliki kasih sayang pada anak-anaknya yang sangat dalam. Dan ini di samping atas limpahan karunia Allah ta'ala juga merupakan aktivasi kasih sayang bagi anak sudah dibiasakan sejak dalam kandungan.

Aktivitasi kasih sayang dalam Islam begitu amat terasa, apalagi setelah lahir dan hidup di dunia. Setiap kita hadir di muka bumi ini membawa makna luar biasa bagi keluarga dan sesama. Ketika di dalam kandungan telah merasakan hidup di rahim kasih sayang ibunda. Setelah lahir demikian juga, ditunggu, dan dirindu oleh keluarga, lalu diasuh dididik dengan dekapan kasih sayang agar menjadi anak shalih. 

Ajaran kasih sayang menjadi muatan inti "kurikulum pendifikan Islam". Bahkan di antara lagu yang lazim didendangkan juga mengajarkan tentang kasih sayang seperti La yarham wala yurham. Melalui liriknya, kita memperoleh ibrah bahwa sesiapa yang tidak mengasihsayangi, maka tidak akan dikasihsayangi. 

Dan ternyata "man la yarham la yurham" merupakan penggalan hadits Nabi. Hadits ini sendiri turun ketika seorang sahabat yang bernama Aqra’ bin Habis melihat Nabi Muhammad saw sedang mencium Hasan. Dia (Aqra’ bin Habis) lalu berkata: Sesungguhnya aku mempunyai sepuluh anak, namun aku tidak pernah mencium satu pun dari mereka. Kemudian Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya, barang siapa yang tidak mengasihsayayangi, maka dia tidak akan dikasihsayangi." (HR.Muslim No. 2318)

Di antara kandungan hadits tersebut sejatinya mengajarkan agar kita memiliki kasih sayang dan mengasih sayangi sesamanya. Bahkan tidak hanya sesama manusia saja, tetapi juga kepada makhluk Allah yang lain seperti hewan, tumbuhan hatta benda-benda mati sekalipun. 

Sesiapa yang mengasihsayangi, akan dikasihsayangi. Di sinilah pentingnya aktivasi ajaran kasih sayang. Ketika ajaran kasih sayang dikukuhkan di bumi,  maka bukan saja makhluk di bumi ini yang akan menyahuti, bahkan makhluk di langit juga akan nengasihsayangi.

Ketika kita mengasihsayangi sesama, maka Allah pun akan membukakan hati saudara-saudara kita sehingga mereka juga mengasihsayangi kita. Mengapa bisa? Ya, karena dengan mengasihsayangi, sejatinya kita sedang bertransaksi dengan Allah. Meskipun secara kasat mata kita "bermuamalah" dengan sesamanya, tapi sejatinya dengan mengukuhkan kasih sayang itu berarti kita sedang menjemput dan memeluk asma Allah al-Rahman al-Rahim, sehingga kasih sayangNya membersamai hamba-hambaNya.

Karena ajaran Islam rahmatan lil'alamin, maka aktivasi kasih sayang juga melintas batas; tak terbatas kepada sesama manusis, tetapi juga pada makhluk Allah lainnya hatta benda mati di sekitar kita sekalipun. Ketika kita mengasihsayangi binatang atau hewan piaraan kita, misalnya, maka Allah pun akan menjadikan mereka mengasihsayangi tuan yang memeliharanya. Lihatlah bagaimana hewan piaraan "mengabdi, melayani kebutuhan" tuannya melalui hasilnya, tenaganya, kesenangannya, atau bahkan keamanannya.

Ketika kita mengasihsayangi buku, maka Allahpun bertitah kepadanya agar memberi apapun yang ada pada dirinya kepada kita; ya informasi, ya ilmu, kesenangan, ya pengalaman, ya kenikmatan ya hikmah kearifan. Bahkan ia akan memberi lebih dari apa yang apapun yang kita duga. Sebaliknya, jangan coba-coba menelantarkannya apalagi - khusus bagi yang meminjam buku - tidak mengembalikan pada tuannya, ia akan menggerogoti apapun yang sudah dipunya.

Di saat kita mengasihsayangi pohon atau tetumbuhan di pekarangan, maka Allahpun bertitah kepadanya sehingga iapun akan berbagi kasihsayangnya pada kita; ya sejuk sumilirnya, ya oksigennya, ya rindangnya, ya hasil atau buahnya, ya keindahannya.

Ketika mengasihisayangi kendaraan, maka Allah juga bertitah kepadanya sehingga ia tidak rewel, tidak akan ngadat, mogok, apalagi nambrak-nabrak. Justru ia akan "mengabdi" kepada kita sepenuhnya;  mengantarkan ke manapun yang kita suka dengan nyaman. Maka tidak etis menelantarkannya sehingga degil atau tak laik jalan.

Ketika kita mengasihsayangi benda-benda atau perabotan rumah tangga atau perkakas kerja, maka dengan titahNya merekapun akan setia mengabdi dan melayani kebutuhan kita. Semoga kita dianugrahi hati yang memiliki kasih sayang, pekerti yang merahmati, dan lati yang tidak menyakiti. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama