Cinta terhadap Jodoh

Sri Suyanta Hrasa
Muhasabah 3 Rabiul Akhir 1444

Cinta terhadap Jodoh 
Saudaraku, judul ini untuk menegaskan bahwa secara qadarullah istri atau suami kita sekarang ini adalah pasangan serasi atau jodoh ideal bagi kita yang harus terus saling asih asah asuh berbagi cinta dan kasih sayang sepanjang masa yang tersedia. Di sinilah keluarga sakinah mawaddah warrahmah tercipta. 

Karena serasi dan ideal, maka seorang istri atau suami mustinya tidak tergantikan apalagi ditukar dengan lainnya. Allah menghadirkan ia dalam kehidupan kita sebagai istri atau suami kita agar kita dapat menyempurnakan ketaatan pada kita kepadaNya.

Allah berfirman yang artinya Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.(Qs. Ar-Rum 21)

Bahwa cinta kasih kepada istri atau suami kita dalam rangka mencintai Allah dan rasulNya, sudah pasti. Karena sejak mula dalam membangun keluarga juga didasarkan atas ketaatan dan atas nama Allah dan rasulNya. Dan ini dirasakan amat tegas dan syahdu dalam ijab qabul saat pernikahan yang kita ikrarkan. Sehingga karenanya masing-masing kita (baca suami atai istri) merasa tentram membahagia. Dan bukankah ini termasuk doa yang senantiasa kita mohonkan pada Allah. “Ya Allah, Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. (Qs. Al-Furqan 74)
 
Dalam iman Islam, tentu kita mengimani bahwa Allah menciptakan kita dan juga menciptakan jodoh kita. 
Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu. (Qs. Al-Nisa 1)

Dengan merujuk pada normativitas Islam, maka hubungan kekeluargaan kita mustinya lestari dalam perlindungan dan pengawasan dari Allah ta'ala. Karena berkeluarga atau berumahtangga itu "sekali dan untuk selamanya", maka dalam seluruh aktivitas dalam menjalani kehidupan musti partisipatif, komplementatif bersinergi membangun keluarga yang berbahagia dan mensejahtera.

Islam melalui baginda Nabi mengajarkan kiat praktis bagi suami istri agar saling mencintai satu sama lain, yakni melalui kebersamaan dan seiya srkata dalam menjalani kehidupan ini. Di antaranya bersikap saling percaya, romantis, mesra, bertutur kata dengan lembut, memanggil dengan sapaan yang menyenangkan, saling bahu membahu dalam pekerjaan kerumahtanggaan, qanaah atas rezeki yang Allah karuniakan, tidak mencela makanan yang disajikan, bahkan sampai istirahat atau tidur bersama-sama dalam satu selimut.

Semoga sakinah mawaddah wa rahmah. Aamiin ya Mujib al-Sailin




Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama