Muhasabah 11 Rabiul Awal 1444
Cinta Sunah
Saudaraku, di antara bukti meneladani Rasulullah tercermin dalam kecintaannya pada sunahnya. Inilah mengapa tema muhasabah hari dijuduli dengan cinta sunah.
Sunah yang dimaksudkan di sini adalah keseluruhan sikap, perilaku, tindakan, tata cara, dan gaya hidup Nabi Muhammad saw, baik sebelum menjadi rasul maupun apalagi sast sudah menjadi Rasulullah. Beliau menjadi figur sentral keteladanan dalam berakhlaq al-karimah. Hal ini sekaligus membedakan dengan figur rujukan karakter yang merujuk pada tokoh bangsa yang masing-masing bangsa bisa berbeda-beda.
Ketika berhasil meneladani Rasulullah dengan cara mengikuti dan menaati sunahnya, maka kitapun dijanjikan memperoleh cintaNya Allah dan pengampunan dariNya. Allah berfirman yang artinya "Katakanlah, jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikuti aku. Niscaya, kamu akan dicintai Allah dan diampuni dosa-dosamu." (QS Ali Imran 31).
Tentang kecintaan terhadap Rasulullah kita bisa belajar banyak dari para sahabat. Dalam republika.co.id, Agung S menukil ibrah yang ditulis dalam Kitab Fadhilah Amal karangan Maulana Zakariyya al-Kandahlawi, tentang kecintaan seorang sahabat kepada Nabi dan sunahnya.
Diceritakan bahwa saat itu seorang sahabat pernah mengikuti Nabi berjalan di sebuah lembah. Ketika itu ada sebuah pohon dengan ranting yang sangat rendah. Nabi pun melewati pohon itu dengan membungkuk. Sang sahabat tersebut pun ikut membungkuk agar bisa lewat di jalan tersebut.
Meskipun tidak bersama Rasulullah lagi (di saat yang berbeda atau saat Rasulullah saw sudah wafat?), sahabat tadi pada suatu kali kembali melewati jalan tersebut. Namun, pohon dengan ranting yang rendah dahulu sudah tidak ada lagi. Ia ingat betul, dahulu ketika bersama Nabi, mereka sama-sama membungkuk melewati jalan itu. Jadi, ia memutuskan untuk kembali membungkuk melewatinya kendati tidak ada lagi ranting yang menghalanginya.
Sungguh beruntung sahabat tadi. Musuh Islam yang sedari tadi mengintainya dengan panah ternyata tengah membidiknya. Tak disangka, begitu anak panah lepas dari busurnya, ternyata targetnya tiba-tiba saja membungkuk. Alhasil, target panah itu pun luput dari maut.
Nah apa yang membuat sahabat tadi ingin membungkuk melewati jalan tersebut? Bukankah perbuatan Rasulullah yang membungkuk itu disebabkan adanya qarinah (alasan tertentu yang melatarbelakangi sunah Rasul). Jelas sekali, Rasulullah membungkuk karena menghindari ranting pohon yang menghalangi jalannya. Bukankah sunah seperti ini sebenarnya tak perlu untuk diikuti?
Namun sang sahabat yang luput dari maut tadi mempunyai alasan yang sederhana, yakni kecintaannya kepada Nabi. Ya, karena cintanya kepada Rasul yang begitu menggelora sehingga melakukan apapun yang dilakukan oleh Rasul. Ia tidak banyak berfikir, atau menimbang-nimbang, dengan sejenak mengesampingkan kaidah fikih atau ushul fikih yang membahas hal itu mesti dilakukan atau tidak. Ia hanya melakukan itu karena kecintaannya kepada Nabinya. Intinya ia ingin mengikuti seluruh sunah Rasulullah saw titik.
Dan ternyata, dalam normativitas Islam disebutkan bahwa mereka yang setia nguri-uri sunah Rasul itulah yang sebenar-benarnya orang beriman. Merekalah itulah golongan Rasulullah yang bersama-sama akan memasuki surga. Sebagaimana firman Allah, "Dan siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itulah yang akan bersama-sama dengan orang-orang yang diberikan nikmat oleh Allah, yaitu para Nabi, shiddiqin, para syuhada, dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah sebaik-baiknya teman." (QS al-Nisa' 69).
Ya dengan demikian cinta rasul bermakna cinta sunah. Tentu terdapat banyak sekali sunah Rasulullah yang ketika dikukuhkan dalam kehidupan sehari-hari dapat mendulang produktivitas pahala. Sepuluh di antaranya adalah tahajjud, membaca Al-Qur’an, dzikir usai shalat, shalat sunah rawatib, dzikir pagi dan petang, puasa sunah, shalat dhuha, sedekah setiap hari, menjaga wudhu, dan istighfar setiap saat. Semoga kita dianugrahi kemampuan untuk mencintai sunahnya. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian