Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Puncak Purnama Hari Putih Sunah Puasa Ayyamul Bidh ke-3,15 Muharam 1444
Alarm Serasi Seimbang
Saudaraku, di puncak keseimbangan dan keserasian bulan purnama hari ini sarat inspirasi. Lihatlah sinarnya yang begitu sesempurna cahaya rembulan sejak mula malam tiba hingga akhir malam beranjak sejenak lagi. Keindahan dan kedamaiannya begitu mempesona, apalagi di zona yang belum ada aliran listrik, seperti masa-masa kecil saya hingga remaja.
Oleh karenanya tema muhasabah hari ini juga diracik di bawah judul alarm serasi seimbang, persis seperti penampakan lahiriyahnya. Ya, alarm puncak purnama ini merupakan sunatullah yang senantiasa mengingatkan kita, setidaknya sebulan sekali agar kita tetap serasi seimbang dalam hidup ini.
Dalam muhasabah yang baru lalu kita telah berusaha menserasi-seimbangkan peran antara institusi pendidikan informal di keluarga, institusi pendidikan nonformal di masyarakat dan institusi pendidikan formal di sekolah/madrasah. Dengan menserasi-seimbangkan ketiganya, maka peran dan fungsinya akan saling bersinergi berkontribusi membangun anak negeri.
Tentu dalam agenda menserasi-seimbangkan yang diinginkan dalam muhasabah ini tak terbatas pada institusi penyelenggara pendidikan saja, tetapi juga pada aspek lain dalam kehidupan ini. Termasuk serasi dan seimbang dalam menjaga hablum minallah dan hablum minannas; dimensi vertikal maupun dimensi harisontal; menaati hukum syariat maupun hukum alam.
Allah berfirman yang artinya Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan...(Qs. Ali Imran 112)
Secara vertikal, semua kita sejatinya makhluk bertuhan, malah fitrahnya bertuhankan Allah ta'ala (baca 7: 172 dan 30: 30) yang dengannya kita menjalin relasi dan berinteraksi dalam bingkai tauhid uluhiyah, mengesakan Allah sebagai satu-satunya ilah yang layak disembah, ditaati dan dicintai. Di samping itu secara horisontal, semua kita juga makhluk sosial dan makhluk berbudaya, maka kita juga saling mengenal menjalin relasi, mengadakan komunikasi dan korporasi untuk saling menguatkan dan meringankan beban dalam menjalani kehidupan ini.
Di samping itu, kita juga makhluk ekologis yang musti sadar betapa pentingnya menjalin hubungan dengan alam sekitar secara ramah (ramah lingkungan) jauh dari sikap eksploitatif. Ketiga arah hubungan (pada Allah, sesama dan alam sekitarnya) ini musti serasi seimbang pada setiap diri, yakni ketika mampu memahami mengenali diri dengan baik, sehingga menjadi nilai tambah (+ dengan mengharmosisasi, menserasi-seimbangkan empat arah hubungan yakni pada Allah, diri sendiri, sesama dan alam sekitarnya. Keempatnya tidak ada sisi yang kurang, tetapi serasi seimbang dengan nilai tambah (+) yang kian meluas cakrawala merahmati semesta.
Di samping itu serasi seimbang juga dalam penampilan lahiriyah, akliah maupun batiniah, dalam pemenuhan hak dan kewajiban, dalam pemberdayaan potensi internal, dalam ikhtiar mengusahakan kebahagiaan antara di dunia dan akhirat, dalam berinteraksi sosial, dan seterusnya. Semoga kita menjadi pribadi yang serasi seimbang menciptakan peradaban yang gemilang. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian