Alarm Relaksasi


Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Uro Raya 16 Muharam 1444

Alarm Relaksasi
Saudaraku, bermaksud menyambung muhasabah yang baru lalu untuk berhijrah menuju keserasian dan keseimbangan diri, maka tema muhasabah hari ini akan mengingatkan tentang pentingnya relaksasi. Apalagi bagi yang menunaikan puasa ayyamul bidh 13, 14 dan15 bulan Muharam kemarin,  hari ini merupakan hari raya, hari makan minum, hari kemenangan sekaligus saat puncak relaksasi. 

Relaksasi dimaksudkan sebagai ikhtiar mengkondisikan diri menjadi lebih santai, lebih tenang nyaman dan mengkodisikan emosi lebih stabil sehingga dapat fresh membahagia dan mampu mengatasi masalah yang dihadapi. Untuk ini lazimnya diperlukan kondisi yang santai terbebas dari beban dan rutinitas harian yang menyita. Maka hari libur seperti hari ini dapat menjadi momentum yang relatif tepat untuk relaksasi. Relaksasi itu penting; di antaranya dapat menyeimbangkan rutinitas hari-hari yang dijalani selama ini. 

Sebagai orang Islam, sejatinya relaksasi juga dirasakan setidaknya dalam lima kesempatan dalam penunaian ibadah shalat fardhu. Karena, ternyata dalam kaifiyatnya kita dituntun secara totalitas diri untuk sowan menghadap kepada Allah, membebaskan diri dari rutinitas harian yang menyita. Pada saatnya kita meneguhkan bahwa hanya Allah saja yang maha besar, selainnya kecil, bahkan keciiil sekali, apakah itu pekerjaan, harta, tahta, masslah, sakit hatta diri kita sekalipun. 

Di samping itu dalam durasi harian yang 24 jam itu, seandainya dibagi tiga yakni 8 jam untuk bekerja menjadi nafkah, 8 jam untuk beribadah mahdhah dan belajar mengajar,  8 jam untuk istirahat, maka relaksasi sudah relatif melembaga dalam keseharian kita. Artinya relaksasi memang sangat signifikan dalam kehidupan manusia. 

Sementara dalam menunaikan aktivitas kerja, dalam durasi sepekan juga terdapat sekali atau dua hari sebagai hari libur yang dapat dimanfaatkan sebagai relaksasi. Meskipun, lontuan menduga hari-hari yang sering disebut sebagai weekend itu justru sarat acara, musti menghadiri undangan sampai memenuhi hasrat keluarga untuk rekreasi. Walhasil, yang notabenenya hari libur tapi justru padat tak terukur. Jadi hanya berubah agendanya saja. 

Apapun agenda dan di manapun aktivitas yang kita abdikan, semoga ada saat relaksasi yang dapat memvasilitasi kondisi kita menjadi lebih tenang, siap menjalani hari-hari yang dilalui dan menyongsong masa depan yang lebih gemilang. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama