Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 22 Muharam 1444
Alarm Bangun Tidur
Saudaraku, menyambung muhasabah yang baru lalu tentang partisipasi setiap diri dalam membangun negeri, maka sejatinya bisa dimulai dari diri sendiri dan saat ini. Yakni dimulai saat masing-masing bangun dari tidurnya. Dan selama masih "tidur", paling hanya sebatas mimpi-mimpi saja yang ada. Bermula dari bangun tidur baru setiap orang bergiliat, berdoa, berikhtiar apa saja untuk kemaslahatan diri, keluarga dan sesamanya.
Bila masih saja tidur, jangan harap makanan dan minuman tersedia; jangan harap pekerjaan bisa selesai; jangan harap cita-cita kesampaian. Jadi bangun tidur itu sangat penting. Maka muhasabah hari ini sengaja diberi judul alarm bangun tidur. Ya ini disetel dan dihidupkan untuk membangunkan setiap orang dari tidurnya.
Tentu alarm ini juga bermaksud membangunkan orang tidur yakni orang-orang yang "terlelap" tidak melakukan aktivitas bermakna bagi diri, keluarga dan sesamanya. Meski secara lahiriyah berjaga dan ke sana kemari.
Alarm bangun tidur itu penting sekali terutama bagi para pemula dan bagi orang-orang bertaubat yang ingin memulai beraktivitas bermakna (baca beribadah sejak dini hari. Karena ketika beribadah (qiyamul lail) sejak dini hari sudah menjadi akhlak keseharian seorang hamba, maka qiyamul lail itulah yang otomatis menjadi alarm yang membangunkan sesrorang dari tidurnya. Inilah ujaran bisa ala biasa, atau witing trisno jalaran soko kulino menjadi benar adanya.
Agar bisa istikamah, maka kita dituntun untuk senantiasa berdoa memohon pada Allah agar dianugrahi hidayah dan inayahNya. Di samping itu tentu dibarengi dengan ikhtiar, misalnya berazam akan bangun dini hari, mengawali tidur secara lebih cepat sehingga bisa bangun cepat tanpa mengurangi hak istirahat bagi badan dan mengatur alarm untuk membantu.
Mengapa musti bangun tidur pada dini hari dan bersegera membuka keberkahan hidup dengan bersyukur melalui serangkaian ibadah menghidupkan malam, qiyamul lail? Ya, agar unggul (baca agar menjadi pribadi yang unggul, ya kesehatan fisknya, ya ilmunya, ya akhlaknya, ya kariernya, ya rezekinya, ya seluruh hidupnya)
Mengapa bisa unggul? Untuk jawaban pertanyaan ini kita merujuk pada firman Allah, yang artinya Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji (maqama mahmuda)" (Qs. Al-Isra' 79)
Jadi, analoginya praktisnya seperti peringkat akreditasi prodi atau perguruan tinggi. Mengapa bisa berperingkat unggul? Yakni ketika prodi atau perguruan tinggi dapat melampaui standar yang diwajibkan dengan memenuhi standar-standar lebihan lainnya.
Nah, setekah menunaikan shalat fardhu (standar minimal wajib), kita berusaha mengindahkan dengan memenuhi shalat malam, qiyamul lail sebagai standar lebihan. Oleh karenanya bangun dini hari itu sangat-sangat penting.
Kita musti juga menyadari bahwa suatu saat kelak mega alarm (baca atau sangsakala atau terompet) akan ditiup dibunyikan oleh Maikat Israfil membangunkan seluruh manusia yang sedang "tidur" di alam barzah. Dan tak seorangpun yang tidak bangun, semuanya bangun dari tidurnya bergegas berkumpul di padang mahsyar yang amat luas untuk menunggu putusan dari Rabbuna.
Allah berfirman yang artinya Kemudian, sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) pada hari Kiamat. (Qs. al- Mu’minun 15-16)
Sungguh, kamu telah berdiam beristirahat (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit. Maka inilah hari berbangkit itu, tetapi kamu tidak mengetahuinya,” (QS. Ar-Rum 56)
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh). (Qs. Yaa sin 12)
Konon, saat dibangkitkan dari alam barzah setiap orang bangun sesuai dengan hati dan amal yang dilakukannya saat hidup di dunia. Ada yang dibangkitkan dari alam kubur dengan wajah berseri-seri laksana cahaya matahari; yang lain wajahnya seperti rembulan, ada yang seperti bintang, ada yang seperti rupa-ruoa binatang dan ... seterusnya.
Nantinya agar masing-masing diri kita dibangunkan dari tidurnya dalam kondisi senang, berseri-seri dan bercahaya, maka selagi di dunia kita menjadi orang-orang baik. Masing-masing diri kita dapat memulainya secara konkret, bangun dini hari, mengerjakan serangkaian ibadah, berdoa melalui shalat, dzikir, istighfar, tilawah al-Qur'an, memohon agar tetap istikamah dalam ketaatan kepadaNya dan hidup bermanfaat bagi sesama. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian