Keberkahan Gladi Kedermawanan

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 26 Syakban 1443

Keberkahan Gladi Kedermawanan
Saudaraku, alarm kehidupan yang juga mengingatkan kita tentang kemuliaan dan kebahagiaan hidup adalah sikap kedermawanan. Sadar atau tidak sejatinya bahagia itu bukan semata dari apa yang kita miliki, tetapi dari apa yang kita syukuri. Di antara bukti rasa syukur itu adalah kesediaan untuk berbagi. Inilah yang melatari muhasabah hari ini sehingga diracik di bawah judul keberkahan gladi kedermawanan; betapa pentingnya menyadari tentang kesiapan diri akan filantropi ini.

Kedermawanan merupakan akhlak mulia yang sangat digalakkan apalagi dalam bulan Ramadhan.  Jadi, agar tidak menjadi instan, tentu jauh sebelum Ramadhan sudah harus dibiasakan agar melembaga dalam kehidupan pribadi kita maupun masyarakat kita. 

Secara kontekstual, meski pandemi covid 19 telah cenderung berangsur surut - semoga segera berlalu - namun agaknya segala sektor kehidupan belumlah pulih sepenuhnya, apalagi normal. Di sektor kehidupan utamanya sisi perekonomian keluarga rasanya masih terus dihadapkan pada berbagai ujian. 

Imbas phk masal, tidak beroperasinya transportasi, maskapai penerbangan, tutupnya kos-kosan pelajar dan mahasiswa juga warung-warung makan, jasa loundry, rental, pengurangan jam kerja, dan pembatasan beraktivitas di sektor publik sepertinya masih sangat terasa, terutama bagi masyarakat menengah ke bawah, tentunya. 

Dan apalagi kini saat jelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri ditambah lagi dengan lonjakan harga-harga, terutama harga sembako (sembilan bahan pokok). Tentu, kondisi yang demikian harusnya dapat mengetuk hati para dermawan, para aghniya, para hartawan, para pejabat negeri, para pimpinan korporasi, anggota dewan juga partai dan para elit dalam ekonomi untuk berbagi kepada sesama anak negeri. Setidaknya agar sipapa ada perasaan tidak sendiri, karena ada masih peduli.

Lagian bagi para dermawan yang dengan kedermawanannya justru dijanjikan akan menuai keberkahan yang berlipat. Allah berfirman yang artinya, Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui” (QS. al-Baqarah 261)

Dan Nabi saw bersabda, Orang yang dermawan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka. Sedangkan orang yang kikir jauh dari Allah, jauh dari manusia, jauh dari surga dan dekat dengan neraka. Orang jahil yang dermawan lebih disukai Allah daripada ahli ibadah yang kikir” (HR. Tirmidzi)

Dan Rasulullah menyontohkannya. Dari Ibnu Abbas ra berkata:
كان النبي صلى الله عليه وسلم أجود الناس بالخير وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل فيدارسه القرآن وكان جبريل عليه السلام يلقاه كل ليلة في رمضان حتى ينسلخ يعرض عليه النبي ﷺ القرآن فإذا لقيه جبريل عليه السلام كان أجود بالخير من الريح المرسلة
"Adalah Nabi صلى الله عليه وسلم orang yang paling dermawan dalam kebaikan dan sifat dermawannya semakin bertambah pada bulan Ramadhan, tatkala malaikat Jibril menemui Beliau صلى الله عليه وسلم untuk mengajarkan Al-Qur'an. Jibril 'alaihissalam biasa mendatangi beliau setiap malam bulan Ramadhan hingga berakhirnya bulan tersebut. Pada setiap malam itu Nabi senantiasa memperdengarkan bacaan Al-Qur'annya kepada Jibril. Apabila Jibril ‘alaihissalam menjumpai beliau maka beliau sangat dermawan pada kebaikan melebihi angin yang berembus." (HR. Al-Bukhari No.6)

Jadi inti keberkahan gladi kedermawanan adalah dekat dengan sesama, dekat dengan Allah, dan dekat dengan surga. Maha benar Allah dengan segala firmanNya dan Rasulullah dengan sabdanya.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama