Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3512
Ahad, 26 Rajab 1446
Shalat itu Benteng
Saudaraku, saya - mungkin juga tuan puan - pernah menonton film perang kolosal yang personel pasukannya ada yang mengendarai kuda, gajah, kereta atau lainnya. Di samping bersenjatakan pedang, panah, atau tombak, juga perisai untuk menangkis serangan lawan, sehingga selamat dan memenangkan peperangan.
Dengan perisai akan terhindar dari sabetan pedang, serangan panah, lemparan tombak atau bahkan tembakan senapan. Dan lazimnya perisai dibuat sedemikian rupa sehingga "ringan" dan amat kuat. Bahkan, agar musuh tidak bisa masuk, maka dibangunlah benteng yang kokoh, rapat, kuat dan menjulang. Dengan benteng yang sedemikian rapat, kuat dan menjulang tinggi, musuh tidak akan bisa masuk sehingga kehabisan "kekuatannya", baik perbekalannya maupun semangatnya. Kita akan segera menang, bahkan tanpa mengalahkannya.
Nah begitulah kira-kira perumpaan shalat bagi orang-orang yang istikamah merengkuhnya. Shalat akan menjadi perisai atau bahkan benteng yang melindungi diri dari bujuk rayu raya sekalipun, dari dorongan hawa nafsu dan godaan setan, sehingga dengannya bisa terhindar dari perilaku keji dan munkar. Dalam hal ini Allah berfirman
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu al-Qur’an dan dirikanlah shalat! Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kalian kerjakan.” (QS al-‘Ankabuut 45).
Berdasarkan normativitas di atas, di antaranya dapat dipahami bahwa orang-orang yang shalat akan memiliki benteng spiritual yang amat kuat, kokoh dan menghunjam di hatinya sehingga tidak akan mengikuti bujuk rayu haea nafsu dan setan. Dengan benteng ini, orang-orang yang shalat dipastikan akan terhindar dari perilaku keji yakni segala hal yang bertentangan dengan kepatutan umum, terhindar dari perilalu yang tidak senonoh, jorok, seronoh seperti perzinaan, percabulan, LGBT, perkosaan atau pornografi. Di samping itu orang-orang yang shalat dipastikan juga akan terhindar dari perilaku munkar; segala yang bertentangan dengan norma agama.
Orang-orang yang shalatnya baik, benar dan istikamah, dalam kesehariannya pasti akan berperilaku bai, benar dan istikamah. Orang-orang yang shalatnya baik, benar dan istikamah, dalam kesehariannya pasti tidak berperilaku yang buruk, tercela, dan dosa, seperti mesum, berzina, LGBT, terlibat pornigrafi pornoaksi, mencuri, korupsi, mark up, menimun minuman keras, menggunakan mengonsunsi narkotika atau zat-zat adiktif lainnya, mendalimi orang lain, menfitnah, menciderai sesama, membunuh, dan perbuatan dosa lainnya.
Mari shalat agar terjaga dan terpelihara, tetapi kalau sesekali masih - apalagi selalu - melakukan hal-hal yang keji dan munkar, maka tetap lakukanlah shalat, seraya menghentikan perilaku yang keji dan munkar. Dengan memperbaharui niat yang ikhlas, mulai memahami bacaan shalat sejak bacaan takbir hingga bacaan salam, meyakini kita sowan menghadap pada Allah zat yang maha pengampun dan maha menunjuki, semoga kita dianugrahi kekuatan untuk memperbanyak amal shalih sebagai ganti perbuatan keji dan munkar sebelumnya. Aamiin
Tags:
Muhasabah Harian Ke-3512