Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3489
Jumat, 3 Rajab 1446
Ikhlas dalam Shalat
Saudaraku, bertepatan dengan peringatan hari amal bakti (HAB) Kementerian Agama tahun 2025 yang mengusung tema "umat rukun menuju Indonesia emas" ini, halaqah muhasabah akan mengingatkan kembali tentang pentingnya ikhlas dalam beramal yang menjadi semboyan seluruh civitas kementerian agama ini. Mengapa ikhlas itu penting dan perlu diingatkan terus?
Ya, di antaranya karena ikhlas itu sendiri merupakan ruhnya amal. Amal itu jasad, dan ruhnya adalah ikhlas. Coba bayangkan saja bila amal yang tidak ada ruhnya, maka ia akan mati, tidak hidup, apalagi menghidupi. Oleh karenanya agar amal itu hidup maka harus ikhlas. Keikhlasan ini juga mesti kita ajarkan kepada anak-anak kita, termasuk dalam shalat. Untuk menghadirkan rasa ikhlas saat shalat ini, tentu membutuhkan pendekatan yang bijak, penuh cinta dan kasih sayang.
Kita berikhtiar mendidik anak-anak kita dengan menjelaskan bahwa shalat merupakan inti penghambaan manusia kepada Allah Rabbuna. Oleh karenanya musti dikerjakan secara lillah, ikhlas karena Allah tanpa berharap pujian, imbalan, atau penilaian dari sesamanya. Untuk ikhlas saat shalat ini, mestinya dimulai dari diri sendiri.
Kita memberi teladan kepada anak-anak kita shalat dengan sebaik-sebaiknya, bahkan seindah-indahnya. Sesekali kita memberi penjelasan bahwa shalat itu menyembah Allah, yang menghidupkan kita, memberi rezeki yang tak terhingga kepada kita seperti sehat wal afiat, tidak kekurangan sesuatu apapun jua. Oleh karenanya, kita mensyukuri ini semua dengan menaati titahNya, mengerjakan yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarangNya. Dan shalat merupakan di antara bukti kita mensyukuri karunia Ilahi. Jadi sejatinya Allah tidak memerlukan shalat kita, tetapi kitalah yang membutuhkan Allah. Meskipun demikian, tetap saja, kita mendidik anak-anak kita secra persuasif dan bertahap.
Semoga dengan keteladanan, kesabaran dalam mengajak dan pendekatan yang istikamah, anak-anak kita akan memahami bahwa shalat bukan sekadar kewajiban, melainkan bentuk cinta dan pengabdian kepada Allah. Oleh karenanya shalat dapat dikerjakan dengan ikhlas, hanya berharap ridha Allah ta’ala.
Tags:
Muhasabah Harian Ke-3489