Cinta Amal


Sri Suyanta Harsa
Muhasabah ke-2.703, Tahun ke-8, 
9 Rabiul Akhir 1444

Cinta Amal
Saudaraku, secara etis, penguasaan ilmu dalam Islam menuntut pengamalan praktis dalam bentuk praktik baik atau amal shalih. Oleh karena itu kecintaan terhadap ilmu mustinya juga mengakomodasi kecintaan beramal shalih.

Ya amal shalih itu seluruh aktivitas yang ketika dilakukan akan memperoleh ridha Allah, sehingga mendatangkan kecintaanNya. Maka amal shalih hendaknya dilakukan, bahkan dicintainya. Sedangkan perbuatan yang tidak diridhai oleh Allah apalagi berpotensi mendatangkan kemurkaanNya, maka wajib dihindari semaksimal mungkin.

Rasulullah mengajarkan kepada kita doa yang serong dibaca Nabi Daud berikut ini bagi siapa saja yang ingin memohon cinta kepada Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Penyayang.

وعن أَبي الدَّرداءِ ، قَالَ: قَالَ رَسولُ اللَّهِ ﷺ: كانَ مِن دُعاءِ دَاوُدَ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّ: "اللَّهمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ، وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ، وَالعمَل الَّذِي يُبَلِّغُني حُبَّكَ، اللَّهُمَّ اجْعل حُبَّكَ أَحَبَّ إِلَيَّ مِن نَفسي، وأَهْلي، ومِن الماءِ البارِدِ روَاهُ الترمذيُّ وَقَالَ: حديثٌ حسنٌ.


"Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk mencintai-Mu, mencintai orang yang mencintai-Mu, dan mencintai amalan yang menyampaikan aku kepada cinta kepada-Mu. Ya Allah, jadikanlah cintaku kepada-Mu melebihi cintaku kepada diriku, keluargaku dan dari air yang dingin (di padang yang tandus)" 

Amal shalih atau kebaikan itu meliputi apapun yang Allah dan Rasul-Nya cintai, yaitu perkara yang diperintahkan baik hukumnya wajib ataupun sunnah/mustahab. Untuk ini terdapat mutiara hikmah yang dapat kita kukuhkan dalam kehidupan praktis. 

Di antaranya berikhtiar menjemput cintaNya Allah atas kita adalah dengan mengerjakan amal shalih atau kebaikan sekecil apapun ia. Dan sebaliknya, tidak mengundang kemurkaanNya dengan mencoba-coba melakukan pelanggaran sekecil apapun ia.

Ketika beranjak ke tempat kerja di sepanjang jalan, lisan selalu basah dengan dzikir,  mendoakan kebaikan atas siapapun atau apapun yang ditemui, dan atau memberi kesempatan seseorang yang hendak menyebrang jalan atau pengguna jalan lainnya untuk bergegas mendahului.

Sesampai di tempat kerja bersikap ramah dengan sesiapa saja dan apa saja hatta merapikan ruangan, berbagi salam juga keceriaan dan memudahkan segala urusan yang terkait dengan dirinya. Dan seterusnya...hatta sekecil apapun amal kebaikan itu.  Kita sama sekali tidak mengetahui amalan baik mana yang kemudian benar-benar mendatangkan keridhaan Allah yang dengannya lalu Allah menurunkan rasa bahagia pada kita. Jangan-jangan bukan karena amalan-amalan besar kita lakukan seperti shalat atau tahahud setiap malam sekalipun, atau puasa atsu yang sunah sekalipun, haji atau umrah sekalipun atau zakat atau jihad fi sabilillah atau amalan besar lainnya, tetapi justru dari amalan yang kita rasa sepele atau ringan terabaikan. Di sinilah makanya kita  belajar beritikamah untuk beramal shalih sekecil apapun ia.

Sebaliknya, kita musti berikhtiar semaksimal mungkin untuk tidak melakukan pelanggaran meski kesempatan untuk melakukannya amat terbuka.  Karena ketika pelanggaran ini dilakukan, justru akan menunjukkan lemahnya kepribadian kita. Dan parahnya, ia akan menjadi energi negatif yang menuntut ingin terus mengulanginya. Oleh karenanya, pribadi yang unggul akan tetap berlindung pada Allah dari amalan fakhsa wal munkar dengan tetap  istikamah dalam ketaatan.

Begitulah kira-kira, cinta amal shalih dengan mendawamkannya secara praktis sebagai ikhtiar hamba untuk meraih cinta Allah ta'ala. Aamiin ya Mujib al-Sailin

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama