Doa agar Mewarisi Surga

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah 15 Dzulhijjah 1442

Doa agar Mewarisi Surga
Saudaraku, muhasabah hari ini kita masih akan mrngambil ibrah dari doa permohonan Nabi Ibrahim as yang termaktub dalam al-Qur’an, yakni doa agar dirinya dapat mewarisi surga. Allah berfirman yang artinya (Ibrahim berdoa): “dan jadikanlah diriku termasuk orang-orang yang mewarisi surga yang penuh kenikmatan, (Qs. Al-Syu’ara 85)

Berdasarkan normativitas yang terjemahannya tertera di atas di antaranya dipahami bahwa Ibrahim yang seorang rasulullah saja masih memohon agar dirinya dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang mewarisi surga, maka idealnya apalagi kita yang manusia biasa. 

Dal hal ini terdapat komitmen yang harus segera disadari bahwa doa atau permohonan itu harus jujur, artinya secara manusiawi kita sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as juga harus berusaha memantaskan diri untuk menjadi layak mewarisi surga. Dengan kata lain, kita harus beramal dengan amalan penduduk surga. Bila memohon mewarisi surga sementara tidak beramal untuk meraihnya, maka rasanya kok jauh panggang dari api, kecuali atas kemahamurahanNya.

Tentang surga, merujuk pada pendapat sebagian modernis muslim, bahwa surga di samping dipahami sebagai tempat, juga dimaknai sebagai kondisi. Oleh karena itu surga sudah ada sejak di dunia ini, tinggal bagaimana kita memaknai, mengusahakan, dan mensyukurinya. Dan tentu, surga yang hakiki, kekal abadi dan kenikmatannya sempurna tentu dialami di akhirat nanti.

Surga (baca rasa bahagia) dunia rasanya sudah banyak dirasakan oleh orang-orang beriman seperti Nabi Ibrahin dan keluarganya. Dalam kintek berkeluarga, misalnya, malah sudah ada ajaran Nabi Muhammad sa bahwa baity jannaty, rumah (tanggaku) surgaku. Bagaimana indahnya berkasih sayang, bercinta kasih yang saling asah asih dan asuh suani istri dan atau antar anggota keluarga. Suami sangat mencintai istrinya, begitu juga istri sangat menghargai suaminya. Ayah dan ibu begitu menyayangi putra putrinya. Seluruh personel dalam keluarga batih sibuk menyibukkan mengemban peran masing-masing saling melengkapi menyempurnakan biduk keluarga yang sakinah mawaddah wa rahmah. Tidak ada ucapan serapah apalagi ujaran kebencian antar anggota keluarga. Benar-benar "surga" di dunia.

Nah, bila di dunia sudah mewarisi surga, hidup mengusahakan surga, beranal dengan amalan penduduk surga dan mewariskan surga bagi anak cucunya, maka suatu saat nanti ketika dipanggil untuk menghadap ilahi rabbiy, semoga kepulangannya juga husnul khatimah dan mempusakai surga atau memperoleh kesempurnaan surga yang kekal abadi di akhirat kelak. Di surga, akan bertemu dan berkumpul dengan keluarga yang telah mendahului dipanggil wafat menghadap Allah ta'ala. 

Begitulah ilustrasi yang digambarkan oleh Allah dalam ajaranNya, dimana orang-orang yang baik atau orang-orang yang beranal dengan amalan penduduk surga akan ditempatkan di surga dengan memperoleh kenikmatan apa saja secara sempurna. Allah berfirman yang artinya, Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran, (yaitu) orang-orang yang memenuhi janji Allah dan tidak merusak perjanjian, dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, dan mereka takut kepada Tuhannya dan takut kepada hisab yang buruk.

Dan orang-orang yang sabar karena mencari keridhaan Tuhannya, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang-orang itulah yang mendapat tempat kesudahan (yang baik), (yaitu) surga 'Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya dan anak cucunya, sedang malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu; (sambil mengucapkan): "Salamun 'alaikum bima shabartum". Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu (Qs. Al-Ra'du 19-24)

Mewarisi dan mewariskan surga, sehinga meraih rasa bahagia baik di dunia maupun di akhirat kelak merupakan setali mata uang yang harus terus diusahakan dan dimohonkan kepada Allah taala. Sembari memohon ke haribaanNya, langkah konkret yang tidak bisa ditunda-tunda adalah berperilaku sebagaimana penduduk surga yang penuh dengan kesibukan yang bermakna sedari sekarang saat masih di dunia fana ini. Aamiin ya Rabb

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama