Kemenangan Bangun Dini Hari

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3583
Rabu, 10 Syawal 1446 H

Kemenangan Bangun Dini Hari
Saudaraku, selain kesediaan untuk meminta maaf dan memaafkan, gemar berbagi, mampu mengendalikan amarah, takut kepada Allah, taat, berhati-hati, istikamah, dan ihsan, ada satu lagi buah takwa yang amat berharga: yakni kesediaan untuk menyedikitkan tidur di waktu malam demi memperbanyak ibadah kepada Allah, terutama di sepertiga akhir malam. Inilah salah satu tanda kebersihan hati dan kedekatan seorang hamba dengan Rabb-nya. 

Allah berfirman dalam Al-Qur'an: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar. Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian." (QS. Adz-Dzariyat: 15-19)

Dari ayat ini, kita memahami bahwa salah satu ciri orang bertakwa adalah gemar bangun malam untuk menghidupkannya, terutama di sepertiga akhir malamnya dengan ibadah dan munajat. Dan fadhilahnya luar biasa. Allah menjanjikan tempat yang mulia di surga. Bahkan, bagi mereka yang istikamah dalam amalan ini, Allah mengangkat derajatnya ke maqam mahmudah (kedudukan yang terpuji. Allah berfirman : Dan pada sebahagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Rabbmu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji." (QS. Al-Isra: 79)

Bagaimana Allah mengangkat derajat hamba-hamba-Nya ke maqam mahmudah? Itu adalah rahasia kasih sayang-Nya. Namun, tugas kita sebagai hamba adalah meyakini janji-Nya dan berusaha mengamalkan tuntunan-Nya dengan sepenuh hati.

Kini kita berikhtiar menyambut fajar dengan munajat. Apalagi disadari bahwa setiap kali kita tidur di malam hari, tidak ada jaminan bahwa kita akan terbangun kembali. Maka, Islam mengajarkan agar sebelum tidur kita membaca doa: "Bismikallahumma ahya wa amuut" (Dengan nama-Mu ya Allah, aku hidup dan mati). Jika esok harinya kita masih diberi kesempatan untuk membuka mata, maka Islam juga mengajarkan kita untuk bersyukur: "Alhamdulillahi lladzi ahyana ba’da ma amatana wa ilaihi nusyur" (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah sebelumnya kami mati, dan kepada-Nya-lah tempat kembali).

Ungkapan syukur ini hendaknya tidak sekadar lafaz di bibir, tetapi harus kita wujudkan dalam amalan nyata dalam keseharian seterusnya. Kita awali hari dengan shalat malam, munajat, dan doa. Suasana dini hari adalah waktu terbaik untuk bertafakur, berzikir, dan menyerap ketenangan Ilahi. Udara masih bersih dari polusi, suasana hening, pikiran jernih, dan hati terasa lebih dekat dengan Ilahi. Rasulullah ï·º bersabda: "Saat dimana Allah paling dekat dengan hamba-Nya adalah pada tengah malam terakhir. Jika kamu sanggup untuk bangun guna mengingat Allah, hendaklah engkau lakukan." (HR. Tirmidzi)

Beliau juga bersabda: "Allah turun ke langit dunia setiap malam, yaitu di sepertiga malam terakhir, lalu berfirman: ‘Siapa saja yang memohon kepada-Ku, Aku perkenankan. Siapa yang meminta kepada-Ku, Aku beri. Dan siapa yang memohon ampun kepada-Ku, Aku ampuni.’" (HR. Muslim)

Agar terbiasa bangun malam, kita perlu mengatur pola tidur. Mungkin beranjak tidur lebih awal adalah hal yang membantu, juga sebaiknya mengurangi aktivitas yang tidak bermanfaat di malam hari. Setelah bangun, saat membuka mata, kita baca doa, lalu duduk sejenak untuk menghayati nikmat kehidupan yang masih Allah curahkan. Lalu dapat mengonsumsi air putih untuk menyegarkan tubuh, kemudian bersuci berwudhu dengan penuh kesadaran bahwa air yang menyucikan ini adalah anugerah Allah yang patut disyukuri.

Kemudian, menunaikan shalat malam dengan khusyuk, mulai dengan shalat dua rakaat yang ringan, lalu lanjutkan dengan shalat tahajud, witir, dan doa-doa penuh harap. Baca Al-Qur’an, meresapi maknanya, dan membiarkan cahaya-Nya menerangi hati. Dengan kebiasaan ini, insyaAllah, kita akan merasakan perubahan besar dalam hidup: hati lebih tenang, pikiran lebih jernih, dan hidup lebih penuh berkah.

Saudaraku, jika kita terbiasa bangun malam untuk beribadah, maka ketika suatu saat Allah tidak lagi membangunkan kita dari tidur,yakni saat ajal menjemput, maka kita berharap dapat dibangkitkan bersama orang-orang yang bertakwa, diarak menuju surga dalam rombongan yang penuh kemuliaan. Allah berfirman: "Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan diarak ke dalam surga berombongan-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: ‘Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu. Berbahagialah kamu! Maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.’" (QS. Az-Zumar: 73)

Semoga kita termasuk hamba-hamba yang beruntung, yang senantiasa mendekat kepada-Nya dalam keheningan malam, dan kelak diizinkan memasuki surga-Nya dengan penuh kebahagiaan. Aamiin.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama