Kemenangan Meniti Kesabaran

Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3586
Sabtu, Ayyamul Bidh Ke-1, 13 Syawal 1446 H

Kemenangan Meniti Kesabaran
Saudaraku, di samping kesediaan meminta maaf juga memaafkan, gemar berbagi, mampu mengendalikan amarah, takut pada Allah, taat, hati-hati, istikamah, ihsan, suka bangun malam beribadah, memohon ampunan, serta memohon dijauhkan dari neraka, maka outcome takwa sebagai hasil pendidikan Ramadhan lainnya adalah berlaku sabar.

Sabar adalah secercah cahaya yang membimbing jiwa, menenangkan hati, dan menguatkan langkah dalam menghadapi gelombang kehidupan. Allah berfirman: "Katakanlah: 'Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?'. Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Tuhan mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. (Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka,' (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur." (QS. Ali Imran 15-17)

Sabar adalah tanda keimanan yang teguh, karakter yang melekat pada  sesiapa saja yang bertakwa. Sabar bukan sekadar menahan diri dalam kesulitan, tetapi juga menjaga istikamah dalam ketaatan. Allah berfirman: "Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah 177)

Sabar adalah keteguhan jiwa yang tidak gundah, lisan yang tidak berkeluh kesah, dan anggota tubuh yang tidak berpaling dari ketaatan. Orang bertakwa hatinya tenang dalam gelombang cobaan, lisannya penuh dzikir dalam ujian, dan perbuatannya senantiasa dalam ikhtiar meraih ridha Allah. Hatinya tak gelisah, karena keyakinannya pada janji Allah lebih besar dari ketakutannya pada kesulitan dunia. Lisannya tak mengeluh, sebab ia memahami bahwa setiap ujian adalah ladang pahala. Ia justru sibuk dengan istirjak, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un," atau istighfar, "Astaghfirullahal 'adhim," atau tasbih, "Subhanallah," yang menjadi penghiburan sejati.

Sabar tak hanya dalam menghadapi kesulitan, tapi juga dalam mengejar impian. Dalam meniti karier, membangun keluarga, menjemput rezeki, atau meraih cita dan cinta, kesabaran adalah kunci yang membuka pintu keberhasilan. Bukan sekadar bertahan dalam derita, tapi juga tekun dalam ikhtiar, gigih dalam doa, dan setia dalam pengharapan.

Lebih dari itu, sabar adalah keistiqamahan dalam ketaatan. Bukan sekadar bertahan dalam kesulitan atau meredam amarah, melainkan sabar dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Kesabaran inilah yang tak berbatas, yang hanya bisa dimiliki oleh mereka yang bertakwa. Jika sabar itu ada batasnya, pastilah banyak orang bisa memeluknya. Namun hakikatnya, hanya jiwa-jiwa bertakwa yang mampu menghidupkan sabar dalam setiap helaan napasnya. Semoga kita termasuk dalam golongan mereka yang sabarnya tak berbatas, karena sabar yang sejati adalah mahkota takwa yang paling bercahaya. Semoga

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama