Sri Suyanta Harsa
Muhasabah Harian Ke-3534
Selasa 19 Syakban 1446
Shalat Mencegah "Stunting"?
Saudaraku, meski judul ini rada menggelitik juga musykil, tetapi benar bahwa shalat memvasilitasi (baca setidaknya menghendaki) kesehatan lahir batin, kebersihan lahiriyah batiniyah, keseimbangan jasmani ruhani, disiplin dan rasa tanggungjawab bagi orang-orang yang merengkuhnya, sehingga dapat mencegah stunting baik terhadap dirinya sendiri maupun anak-anaknya.
Secara medis, stunting dipahami sebagai kondisi seseorang atau pada umumnya anak-anak yang gagal tumbuh kembang lantaran kekurangan gizi kronis, terutama sejak dalam kandungan hingga di usia dua tahun setelah dilahirkan ke dunia ini. Anak yang mengalami stunting biasanya memiliki tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya dan bisa mengalami gangguan perkembangan kognitif serta kesehatan jangka panjang. Bahkan untuk seterusnya, stunting juga berdampak pada kecerdasan, produktivitas, dan kesehatannya
Nah, bagaimana shalatl mencegah stunting? Ya, tadi itu, kita seyogyanya benar-benar harus menyadari bahwa shalat memvasilitasi (baca setidaknya menghendaki) kesehatan lahir juga batin, kebersihan lahiriyah juga batiniyah, keseimbangan jasmani juga ruhani, disiplin dan rasa tanggungjawab. Dengan seperangkat nilai ini maka pada gilirannya akan secara serius mencegah stunting.
Bukankah stunting itu disebabkan oleh pemenuhan kebutuhan yang timpang, timpang gizinya, timpang porsinya, timpang sehatnya, timpang pola makannya dan timpang kebersihannya. Karena shalat mengajarkan keseimbangan dan kedisiplinan, maka ia akan meminimalisir faktor penyebab munculnya stunting.
Bukankah stunting juga disebabkan oleh stres terutama yang dialami oleh ibu saat mengandung atau saat menyusui anaknya. Nah dengan shalat bisa memvasilitasi ketenangan batin, yang berdampak positif pada kesehatan saat menjalani masa kehamilan dan saat memproduksi ASI. Dengan ketentraman batin maka akan meminimalisir faktor penyebab munculnya stunting.
Bukankah shalat jua memvasilitasi kesadaran akan tanggung jawab kepada dirinya, pasangannya dan anak-anaknya? Tentu, termasuk dalam merawat dan mengasuh anak-anaknya dengan baik, memberikan asupan gizi yang cukup, dan menjaga kesehatan mereka. Dengan kesadaran dan rasa tanggungjawab mengasuh anak, maka akan meminimalisir faktor penyebab munculnya stunting.
Di samping itu dalam seluruh kaifiyat dan bacaan shalat, di antaranya juga berisi doa permohonan pada Allah untuk dirinya dan anak-anaknya agar senantiasa sehat wal afiat dan tumbuh berkembang dengan baik sehingga mampu mengabdi kepadaNya secara maksimal.
Itulah, sekilas ilustrasi bahwa shalat dapat mencegah stunting, meskipun sebenarnya stunting cenderung merupakan persoalan medis. Tetapi akan lebih bahaya lagi ketika muncul "stunting phikis" yang lebih substantif.
Secara phikhis dan substantif, "stunting" itu kondisi seseorang yang split personality, memiliki kepribadian timpang yang disebabkan oleh kurangnya ilmu, lemahnya iman, dan rendahnya akhlak. Jadi termasuk "stunting" bila tidak bisa baca al-Qur'an, tidak mau shalat, tidak membayar zakat, tidak mendaftar haji padahal mampu, tidak berkurban padahal berada, tidak sopan dalam pergaulan, tidak disiplin dan berakhlak buruk lainnya.
Nah, " stunting" macam ini obatnya ya shalat. Tetapi agar shalatnya benar, maka ya harus disertai dengan iman yang kuat menghunjam di hati, kepemilikan ilmu memadahi dan kesehatan yang prima. Untuk ini perlu terus belajar dan beramal shalih. Semoga kita dan anak keturunan kita dapat menjaga shalat sehingga terhindar dari stunting. Aamiin ya Rabb
Tags:
Muhasabah Harian Ke-3534