Muhasabah 25 Rabiul Awal 1444
Cinta Sunah: Bersih Diri
Saudaraku, di antara bukti komprehensifnya ajaran Islam adalah ajarannya memandu berperilaku hidup secara menyeluruh, bahkan sejak dari yang rinci hingga urusan bermasyarakat bernegara; urusan personal maupun komunal.
Di antara urusan personal yang juga berpengaruh terhadap urusan komunal sesamanya adalah tuntunan menjaga kebersihan diri berikut keindahannya. Oleh karena itu segala hal dan perbuatan yang dapat mewujud pada terealisasinya kebersihan diri dan keindahannya amat diapresiasi dalam Islam. Bahkan dalam beberapa hal termasuk dalam kategori nguri-uri fitrah dan atau sunah Nabi yang layak dipenuhi. Di antaranya adalah khitan, membersihkan kuku dan memotongnya, bulu kemaluan, ketiak, dan kumis.
Dari Abu Hurairah ra Rasulullah saw bersabda:
الْفِطْرَةُ خَمْسٌ الْخِتَانُ وَالِاسْتِحْدَادُ وَقَصُّ الشَّارِبِ وَتَقْلِيمُ الْأَظْفَارِ وَنَتْفُ الْآبَاطِ
Artinya: “Ada lima macam fitrah, yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak,” (HR Bukhari dan Muslim).
Kelima hal tersebut, tentu bukan hal yang sepele apalagi bisa disepelekan, tetapi bahkan menjadi urusan penting karena memengaruhi penampilan, kesehatan, kepercayaan diri dan kesempurnaan ibadah. Oleh karenanya bila kita cinta ajaran Islam, tentu juga musti cinta sunah Nabi, termasuk mengindahkan kebersihan diri yang lima ini.
Meski pada umumnya sunah tersebut ditunaikan pada hari Jumat yang disebut secara khusus hari bersuci, namun tentu tidak menghalangi bagi kita umat Islam untuk menjaga kebersihan dan kesehatan diri pada hari-hari selainnya. Kuku yang panjang jangan ditiru...! Ketika kuku sudah panjang, maka akan berpotensi menyimpan kotoran (penyakit) di pangkal bawah kuku baik tangan maupun kaki, maka seyogyanya segera dibersihkan dan dipotong kukunya. Dengan tangan yang bersih, kuku yang bersih dan seluruh badan bersih di samping membuat nyaman juga turut menyempurnakan ibadah (shalat) pada Allah ta'ala. Ketika bulu ketiah, kumis, bulu hidung, bulu kemaluan, maka seyogyanya dipotong atau setidaknya dirapikan agar menambah keindahan penampilannya.
Nah, sebegitunya Islam menuntun umatnya dalam upaya menjaga kesehatan, memperindah penampilan dan memesonakan akhlaknya. Tentu, bila tuntunan akhlak ini ditaati dan diindahkan maka hikmah keberkahannya pasti berpulang pada yang bersangkutan bukan untuk Allah.
Semoga kita senantiasa cinta fitrah, cinta sunah. Aamiin ya Mujib al-Sailin
Tags:
Muhasabah Harian